Jalan-jalan Ke Negara Dua Benua ( 3 Bulan )

Sungguh perjalanan yang mengasyikkan ketika kami dapat kesempatan untuk mengetahui negara Turki secara langsung

SBBS Gelar Deklarasi Anti Mencontek

Demak-Halo Sobat gua mau ngeshare video Deklarasi Anti Mencontek di SBBS yang tercinta silahkan dilihat video semoga bisa menjadi acuan untuk kejujuran masa depan Bro!!!! Sukses Ya Teman-Teman!!! Tetap Semangat Bro!!! Dah gak sabar lihat videonya kan Lets Watch and Proud Your Self!!!!

Cara Mendapatkan Uang Lewat Android Gratis-WHAFF

Demak-Assalamualaikum Wr Wb sahabat blogger bagaimana kabarnya? Semoga Baik ya. Kali ini saya akan share bagaimana cara menghasilkan uang lewat android melalui aplikasi android yaitu WHAFF. Hal ini sangat megejutkan saya di awal memakai Whaff dibandingkan memakai PTC(Paid To Click) maupun PPC(Pay Per Click).

Generasi Muda Sosok Pemimpin Masa Depan

Pemuda sejak dahulu telah diramalkan menjadi penerus bangsa-bangsa di dunia dan akan menjadi sosok yang hebat maupun lemah di mata dunia. Pemuda ibarat raksasa yang akan mencengkram dunia dan menentukan nasib dunia hancur atau bertambah megah seperti Istana Zeus tempat tinggal para Dewa Yunani.

Safira Collection

Griya Busana dan Perlengkapan Muslim Jl. Nurcahya No. 6 Demak Telp. (0291)681018/ 081390734090 Hj. Aida Nursanti W.K., SE

Thursday 12 September 2013

Jejak Sejarah Indonesia Yang Tersimpan Di Majalah Tempo

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/3/3c/SampulMajalahTempo.jpg/200px-SampulMajalahTempo.jpg 


Mega Ditinggal Suami. DITAHUN 1961 sebuah kapal Rl Matjan Tutul dalam Operasi Mandala (Trikora) telah tenggelam dilaut Aru. Turut hilang djuga Komandan Skuadron Yos Sudarso. Sedjak saat itu, dan beberapa tahun kemudian, isterinja, Njonja Yos Sudarso selalu berpendapat bahwa suaminja sedang pergi bertugas. Demikian djuga dengan Njonja Megawati Sukarno Surindro, 24 tahun, hingga saat ini tetap berpendapat bahwa Mas Patjul — begitu LU I Penerbang Surindra Supjarso, 28 tahun biasa dipanggil, masih bertugas di Irian Barat. Lima tahun terachir ini, kemalangan Megawati datangnja bertubi-tubi. Ajahnja dari puntjak kursi kekuasaan harus turun ketingkat paling bawah, ditahun 1966. Tahun jang lalu, Sukarno meninggal. Tahun ini, Gadis, demikian panggilannja sehari-hari, ditinggal suaminja. Surindro berikut tudjuh orang awak pesawat Skyvan T-71, hingga kini belum diketahui nasibnja. Hanja reruntuhan-reruntuhan pesawat sepotong demi sepotong dapat diketemukan. Megawati, 3 tahun jang lalu hilang dari keramaian Djakarta, dan turut suaminja ke Madiun. “Dia sih njonja rumah bener”, demikian adiknja Rahmawati pernah memberi komentar. Rizki Pratomo, anak Mega dan Surindro jang pertarma, tidak tahu, nasib apa jang sedang menimpa orang tuanja. Sedang ibunja, kini sedang hamil tua. Anak mereka jang kedua diperkirakan akan lahir dibulan April nanti.

Berita diatas adalah salah satu catatan yang sekarang menjadi sejarah yang dimuat dalam majalah Tempo edisi perdana 01/01, tanggal 6 Maret 1971. Majalah Tempo merupakan salah satu contoh majalah berita mingguan lahir di era 70-an yang tumbuh dan berkembang pesat serta relatif minim pesaing, setelah wafatnya majalah Ekspress.
Dua kali sudah majalah ini dibredel oleh penguasa yang tak berkenan dengan pemberitaannya, tahun 1982 dan 1994. Belum lagi tuntutan-tuntutan perdata puluhan miliar rupiah dari orang-orang yang dibongkar belangnya oleh majalah yang terbit pertama kali pada Maret 1971 itu,- termasuk kasus gugatan Rp 1.000.000.000 miliar dan 2 miliar dolar AS-. Toh, majalah yang dipimpin oleh Goenawan Mohammad itu tetap eksis hingga sekarang.(ref)
JERMAN PUNYA KAPAL, TEMPO KETIBAN BREDEL
TEMPO kembali tahun 1998 , setelah empat tahun dibungkam. Reaksi yang begitu keras dari khalayak ramai, ketika 21 Juni 1994 majalah ini, bersama DeTik dan Editor, dilarang terbit oleh yang berkuasa. Pertama kali dalam sejarah pers Indonesia, para pemuda, aktivis, juga wartawan, turun ke jalan di beberapa kota menentang pembredelan. Protes juga datang dari luar negeri. Bahkan, sebuah pesantren tua di pedalaman Madura mengadakan istigazah, doa prihatin bersama, satu bulan setelah apa yang dilakukan pemerintahan Soeharto bulan Juni itu.
Pada 26 Juni 1994 malam, hanya lima hari setelah TEMPO dibredel, direktur utama perusahaan yang menerbitkan majalah itu, Eric Samola, diundang untuk bertemu dengan Hasyim Djojohadikusumo, pengusaha, di Lagoon Tower Hotel Hilton, Jakarta. Hasyim, saudara kandung Prabowo Subianto? menantu Presiden yang kemudian menjadi komandan pasukan khusus yang empat tahun kemudian menculik dan menyiksa sejumlah aktivis (di antaranya kini masih hilang)–memberi tawaran: TEMPO bisa terbit kembali bila ia dan “keluarga” diberi hak mengangkat dan memberhentikan redaksi, dan bila ia dan “keluarga” mendapatkan opsi pertama jika saham TEMPO akan dijual.
Tawaran ini harus segera dijawab sebelum pukul 8.00 esok paginya. Hari itu sudah lewat pukul 22.00. Untuk membicarakan tawaran itu, menjelang tengah malam, direksi TEMPO bertemu di rumah Goenawan Mohamad. Keputusan: tawaran Hasyim Djojohadikusumo–meskipun memberi kans bagi TEMPO untuk hidup lagi–ditolak. Lewat tengah malam keputusan ini kami sampaikan, dengan cara diplomatis, karena kami tentu saja ketakutan. Kami tahu, Prabowo Subianto-lah yang mengutus Hasyim, dan kami menafsirkan kata “keluarga” sebagai “keluarga Cendana”. (Tempo facebook)
TEMPO sadar, dengan penolakan itu, TEMPO tak akan dapat hidup lagi. Terutama, karena sebetulnya bukan pertama kalinya “pembangkangan sopan” itu kami lakukan. Kurang lebih setahun sebelum dibredel, sejumlah orang di pusat kekuasaan dengan pelbagai cara mendesak pimpinan TEMPO agar memberhentikan Fikri Jufri sebagai pemimpin redaksi, setelah Goenawan Mohamad pada 1993 tak lagi duduk dalam jabatan itu. Fikri Jufri rupanya dianggap bagian dari kegiatan “anti-Soeharto”. Desakan itu kami tolak. Kami anggap itu awal intervensi kekuasaan ke ruang kerja kami. Penolakan itu mempertajam ketegangan hubungan antara TEMPO dan penguasa–sampai konflik terbuka terjadi ketika majalah ini ditutup.(Tempo Facebook)
Walau tak pernah jelas, diduga berita pembelian kapal Jerman adalah pemicu pembredelan TEMPO. PERTANYAAN yang paling sulit kami jawab empat tahun ini: berita mana yang membuat TEMPO dibredel? Surat bredel dari Departemen Penerangan, tanggal 21 Juni 1994, tidak menunjuk dengan jelas alasan pemberangusan ini. Hanya disebutkan, “Isi beberapa penerbitan TEMPO tidak lagi mencerminkan kehidupan pers yang sehat, bebas, dan bertanggung jawab’. Juga ditambahkan, “penertiban” terhadap TEMPO diambil untuk membina dan mengembangkan pers nasional sesuai dengan UUD ’45 dan Pancasila. Juga, demi terbinanya stabilitas nasional di Republik Indonesia.
Presiden Soeharto memang marah besar ketika meresmikan pembangunan Pangkalan Utama Angkatan Laut di Teluk Ratai, Lampung, 9 Juni 1994. Dalam pidato tanpa teks yang keras, Soeharto menegaskan bahwa pembelian 39 kapal Jerman adalah idenya, bukan ide Menteri Negara Riset dan Teknologi B.J. Habibie. Soeharto juga meminta ABRI tak berkecil hati karena seolah-olah ‘tidak dipercaya dan ditinggalkan’ dalam proses pembelian kapal itu. Katanya, negosiasi yang dilakukan Soeharto dengan Kanselir Helmut Kohl memang dilakukan ‘diam-diam’ atas permintaan pemerintah Jerman.
Pers juga tak luput ‘dihujat’. Soeharto menginstruksikan dari atas geladak KRI Teluk Banten agar pers yang telah ‘mengadu domba’ dalam pemberitaan kapal itu ditindak tegas. Nah, TEMPO edisi terbaru yang beredar di Jakarta, 7 Juni 1994, memang menurunkan cover story tentang pembelian kapal itu. Tulisan utama berjudul Dihadang Ombak dan Biaya Besar mengungkapkan tarik ulur biaya pembelian kapal antara Menteri B.J. Habibie dan Menteri Keuangan Mar’ie Muhammad. Seminggu sebelumnya, TEMPO juga menurunkan tulisan berjudul Jerman Punya Kapal, Indonesia Punya Beban, yang melaporkan bahwa biaya pembelian 39 kapal itu sudah membengkak 62 kali. Kalangan pers di Jakarta percaya bahwa ‘alamat’ kemarahan Soeharto di Teluk Ratai itu adalah Majalah TEMPO.  (Tempo Facebook)

Arsip Majalah Tempo

“Tentu saja kita tidak bisa bertolak dari ilusi, bahwa begitu pers Indonesia lahir, begitu kemerdekaan langsung tersedia penuh baginya, seperti oksigen. Negeri ini tidak diahirkan dari fikiran Thomas Jefferson. Meskipun demikian, di negeri ini kemerdekaan toh tidak dicoret mati. Kita tidak dikutuk secara beramai-ramai bila kita menyatakan bahwa kita butuh kemerdekaan. Seakan ditopang oleh pengalaman sejarah yan silam dan harapan ke masa depan, kita –termasuk pemerintah –seperti sepakat meyakini bahwa bila kemerdekaan mampet, banyak hal lain akan ikut macet”. (Caping 4 Maret 1978)
Menelusuri arsip majalah tempo, seperti memasuki mesin waktu dan menjadi saksi pertama atas berbagai kejadian-kejadian yang sewaktu saya kecil terdengar sayup-sayup karena kekurang pemahaman. Peristiwa dipecatnya Jenderal Hoegeng, demonstrasi anti pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, Malari, peristiwa petrus, (penembakan misterius), peristiwa Arswendo Atmowiloto dengan angketnya dan sebagainya.
Bila dimasa sebelum berkembangnya teknologi informasi khususnya dunia internet, membundel majalah atau mencari-cari bundel majalah menjadi salah-satu aktifitas saya dalam menggali informasi dan mendokumentasikannya, meskipun hasil bundel membundel kadang sudah hilang entah kemana. Dengan berselancar di dunia maya saya temukan informasi yang berharga khususnya arsip-arsip dari majalah tempo dari tahun ke tahun. Memang butuh kesabaran dalam membuka lembar-demi lembar arsip yang terkadang campur senewen bila koneksi inetnya lemooot, tapi usaha yang “nikreuh dikeureuyeuh” akhirnya bisa menyajikan beberapa catatan sejarah yang telah dimuat di serbasejarah. Diantaranya beberapa biografi para tokoh sejarah mulai dari M.Natsir, Dipa Nusantara Aidit, Misteri Untung, Bung Hatta dan Bung Sjahrir.
Sampai hari ini saya baru menemukan Majalah Tempo yang memberikan arsip majalahnya secara lengkap dari mulai terbit tahun 1971 sampai sekarang. Entah koran dan majalah lain saya belum coba telusuri. Hatur tararengkyu TEMPO ;) 

Sumber:http://serbasejarah.wordpress.com

Saturday 7 September 2013

Tangkap Ikan dengan Tangan, Wisata Unik di Nagano

Pengalaman unik ditawarkan oleh sebuah objek wisata di Distrik Kiso di Nagano, Jepang. Jika berkunjung ke sana, Anda akan menemui sungai terpencil di tengah rimbunnya hutan Akazawa. Jernihnya air memungkinkan untuk melihat langsung buruan Anda: salmon dan berbagai jenis ikan lain.

Anda bisa langsung menangkap ikan-ikan tersebut dengan tangan kosong, tak perlu alat pancing lagi. Gulung celana dan lepaskan alas kaki. Ceburkan diri ke air setinggi betis, lalu siapkan ember di tangan. Buang jauh-jauh rasa malu, karena ini waktunya bersenang-senang.
Apalagi, setelah merasa cukup Anda bisa langsung memasak ikan-ikan hasil tangkapan itu. Di pinggir sungai tersedia pemanggangan tradisional tempat Anda bisa memasak ikan. Biasanya, ikan ditusukkan ke sebuah besi panjang lalu dibakar hingga matang. Sederhana, namun mengasyikkan.

Menangkap ikan dengan tangan ternyata tak semudah kelihatannya. Gerombolan ikan berlarian ke sana-kemari setiap langkah Anda mendekat. Namun, justru itulah letak keseruannya. Tak heran objek wisata ini tengah populer di Jepang.
Selain pengalaman seru di Akazawa, Anda juga bisa menikmati pemandangan indah lanskap Nagano dengan kereta. Uniknya, kereta di tempat ini memiliki jendela terbuka sehingga hawa pegunungan yang sejuk bisa langsung dirasakan.











 
Sumber:
viva

8 Tokoh Autisme Penakluk Dunia

Autisme bukan halangan untuk terus berkarya dan meraih prestasi. Kedelapan orang ini berhasil membuktikan bahwa kelainan perkembangan sistem saraf yang mereka alami sejak lahir atau balita tidak menyurutkan mimpi mereka.
 
Setelah membacanya, mungkin kita lebih memahami bahwa autisme bukan cacat, melainkan orang yang punya keistimewaan. Bakat-bakat super yang terpendam, menanti diasah.Berikut ini daftarnya.

 
1. Daniel Tammet
 
 
Daniel Tammet adalah sarjana autis yang dapat menyelesaikan perhitungan matematis paling membingungkan di dunia dan mampu menguasai bahasa asing dalam hitungan hari. Daniel dapat berbicara dalam sepuluh bahasa yang berbeda, termasuk Rumania, Gaelik, Welsh, dan Islandia. Kita bisa menyebutnya sebagai salah satu orang paling genius di bumi saat ini.
 
"Ketika saya mengalikan angka-angka itu bersamaan. Saya melihat ada dua gambar. Gambar itu kemudian mulai berubah dan berkembang, dan bentuk ketiga pun muncul, dan itu jawabannya", kata Danile kepada The Guardian.

Diperkirakan 10% dari populasi orang autis memiliki kemampuan yang dimiliki oleh Daniel. Menariknya, hingga sekarang, tidak ada ilmuwan yang bisa menjelaskan mengapa bisa demikian. Kebanyakan dari mereka bahkan tidak bisa menjelaskan bagaimana mereka bisa melakukannya, tetapi Daniel bisa.



2. Temple Grandin
 
 
Temple Grandin (lahir 29 Agustus 1947) adalah seorang dokter berkebangsaan Amerika yang menguasai ilmu hewan dan menjadi profesor di Colorado State University. Dia juga berprofesi sebagai penulis buku terlaris, aktivis autis, dan konsultan untuk industri peternakan. Temple pernah menciptakan hug box, sebuah perangkat untuk menenangkan anak-anak autis. Pada tahun 2010, Temple masuk dalam majalah Time untuk daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia pada kategori Heroes.



3. Matt Savage
 
 
Matthew Matt Savage lahir pada tahun 1992. Ia adalah seorang musisi autisme dari Amerika yang lahir di Sudbury, Massachusetts. Matt merupakan putra dari Diane dan Lawrence Larry Savage. Ia didiagnosis dengan gangguan perkembangan pervasif, bentuk lain dari autisme, pada usia tiga tahun. Pada usia 6 tahun, Matt belajar bermain piano sendiri. Ia belajar piano klasik selama kurang dari satu tahun sebelum akhirnya menemukan bahwa jazz adalah fokus utamanya. Matt kini telah merekam tiga audio CD dan semua hasil disumbangkan untuk penelitian dan dukungan untuk kaum autisme.



4. Satoshi Tajiri
 
 
Satoshi Tajiri adalah seorang desainer video game asal Jepang yang dikenal sebagai pencipta karakter fenomenal Pokemon. Dia juga dikenal sebagai pendiri sebuah video game developer bernama Game Freak, Inc. Pokemon sendiri merupakan waralaba video game paling populer kedua di dunia, setelah Super Mario Brothers. Ide pokemon muncul setelah dirinya terinspirasi pada pengalaman masa kecilnya. Semasa kecil, teman-teman Satoshi sering memanggilnya Dr. Bug karena kegemarannya pada serangga. Karakter Pokemon adalah wujud dari alter egonya yang menyukai dunia serangga.



5. Tim Page
 
 
Tim Page lahir pada 11 Oktober 1954 di San Diego, California. Dia adalah penulis, editor, kritikus musik, produser dan profesor. Tim adalah kritikus musik yang berhasil memenangkan hadiah nobel, editor dan sekaligus penulis biografi Dawn Powell. Tumbuh dengan sindrom Asperger yang tidak terdiagnosis, Tim berhasil membuktikan bahwa dirinya kompeten dalam bidang yang digelutinya. Dia dipilih oleh Opera News sebagai salah satu dari 25 orang paling berpengaruh di dunia opera. Pada tahun 2009, Tim menerbitkan sebuah buku berjudul, Paralel Play, memoarnya tentang pengalamannya tumbuh dengan sindrom Asperger.



6. Donna Williams
 
 
Donna Leanne Williams atau juga dikenal dengan nama suaminya, Donna Leanne Samuel, lahir pada Oktober 1963. Dia adalah seorang penulis, artis, penyanyi dan penulis lagu, penulis skenario dan pematung asal Australia. Pada tahun 1991, Donna didiagnosis dengan autisme. Dia telah menulis empat otobiografi, antara lain: Nobody Nowhere: The Extraordinary Autobiography of an Autistic Girl (1992), Somebody Somewhere: Breaking Free from the World of Autism (1994), Like Colour to the Blind: Soul Searching and Soul Finding (1998) dan Everyday Heaven: Journeys Beyond the Stereotypes of Autism (2004).



7. Dawn Prince-Hughes
 
 
Dawn Prince-Hughes atau biasa disapa Dawn Prince, lahir pada 31 Januari 1964 di Carbondale, Illinois. Dia adalah seorang antropolog, ahli primata, dan etologis yang menerima gelar MA dan PhD di bidang antropologi interdisipliner dari Universitaet Herisau di Swiss. Dia adalah ketua eksekutif ApeNet, Inc. dan telah menjabat sebagai direktur eksekutif institut untuk Cognitive Archaeological Research.
Dawn juga menulis beberapa buku seperti Songs of the Gorilla Nation: My Journey Through Autism, Gorillas Among Us: A Primate Ethnographer's Book of Days, Expecting Teryk: An Exceptional Path to Parenthood, The Archetype of the Ape-man: The Phenomenological Archaeology of a Relic Hominid Ancestor, Adam, an editor untuk Aquamarine Blue 5: Personal Stories of College Students with Autism.



8. John Elder Robinson
 
 
Buku terlaris New York Times yang berjudul Look Me in the Eye diterbitkan pada tahun 2007 oleh Random House. Buku ini mengisahkan kehidupan John Elder Robinson yang tumbuh sebagai penyandang autisme. John didiagnosis dengan sindrom Asperger, namun ia telah sangat dikenal karena bakatnya dalam mekanika dan elektronika. Kemampuan John membuatnya dengan mudah diterima di perusahaan sound milik Pink Floyd. Dia sekarang punya bisnis sendiri, yakni mengumpulkan dan memperbaiki mobil antik Eropa. John menceritakan kisahnya dengan rasa humor dan sikap yang jujur. Ia pun menggambarkan tentang apa yang membuatnya berbeda dari orang lain di sekitarnya.























Sumber:
merdeka